Singgah Dalam 1000 Kilometer

1000 kilometer berjarak, deru roda besi bersinggungan dengan rel panas, mencipta bunyi yang mengeja abjad-abjad namamu yang hilang. Terdapat pula senyummu; yang bersembunyi pada bayang secangkir kopi yang berguncang. Kereta-kereta itu telah lama pergi, hanya tertinggal salam di stasiun yang kian menjauh dari pandangku. Tinggal tersisa gerbong-gerbong yang berisikan musik penghantar tidur, bibirmu yang mungil,... Continue Reading →

Puisi yang Basah

Awal tahun yang basah, begitu juga puisi-puisimu yang kuyup, enggan merekah. Di pesisir itu gelap mungkin akan datang terlambat, sebuah lampu kamar menyala sepanjang malam; Menandakan seseorang yang tersadar, sibuk menuang, sibuk menaung. Di pundakmu, kekasih, tangis telah mencatat segala gundah. Dari igau seorang pejalan yang tertidur sepanjang pagi. Sedangkan kemarau nanti tak kuasa meredam... Continue Reading →

Create a website or blog at WordPress.com

Up ↑