Dalam Naungan Hujan

Seperti ucap Pak Sapardi

Tak ada yang lebih tabah

Dari Hujan Bulan Juni,

 

kecuali kemudi-kemudi liar

di penghujung Ramadhan,

meliur-liur di jalanan basah

hilir-mudik ke antah berantah.

 

Seperti sebuah ciuman,

yang entah bagaimana rasanya

kecuali kecup seorang ibu

yang sarat akan makna.

 

Tapi ini Mei,

rintik yang tak kunjung henti

saban siang terik mentari

di teras-teras rumah

juga kasur-kasur kamar.

 

Dan tidak pernah ada hari,

yang luput dalam ingatan

pada bulan-bulan kemenangan

serta ringkih kaki pak tua

 

Dan sekali lagi, Juni,

tempat kita kembali

pada hujan-hujan yang tabah,

pada ke(pergi)an,

pada mimpi.

 

Bandung, 21 Mei 2020

Leave a comment

Create a website or blog at WordPress.com

Up ↑