Maut di Rinjani

Diantara awan-awan yang meninggi,

mereka berjalan bersama maut yang menanti.

Menembus kabut yang kian menyelimuti,

untuk bisa merasakan megahnya Dewi Anjani.

Aku rindu belaianmu,

belai dari angin yang menderu dan pasir yang menyesakkan rongga paruku.

Sakit itu yang selalu kunikmati tiap detiknya.

Leave a comment

Create a website or blog at WordPress.com

Up ↑