Ode untuk Sepenggal Mimpi

Dan perjalanan itu dinamai mimpi. Kayuhan yang diberi nama doa, dari yang jauh dan tak tersentuh, dari yang terdekat namun tersirat. Bandung, 18 Juni 2021

Ode Untuk Perjalanan Seribu

Tidak ada Panggang hari ini,atau esok, atau lusa.Atau hari-hari setelah itu. Tidak ada jalan yang lebih panjang hari ini.Esok, lusa, dan hari setelahnya,semuanya 'kan terasa sama.  Tidak ada hari-hari yang berbeda nanti.Esok, lusa, dan hari setelahnya,semuanya 'kan terasa sama. hanya kayuhanmu saja, hanya kayuhanmu saja,Disana.. Yogyakarta, 27 Januari 2021

Ode Untuk Jalan Daendels

Pernah Pak Sapardi berkata, "Tak ada yang lebih tabah dari hujan Bulan Juni" Pak.. Setelah perjalanan kemarin, saya rasa bapak salah. Ada yang lebih tabah dari hujan Bulan Juni, pak.   Ialah para pejalan yang melintasi panjangnya Jalanan Daendels, disana, di jalan itu, mereka berteman dekat dengan terik matahari, disana, di jalan itu, mereka rela... Continue Reading →

Ode Untuk Sebuah Sudut

Kita tidak lagi Merekam Hari-Hari Terakhir di Bulan Desember setidaknya bagiku, bagimu mungkin masih begitu hari-hari tidak lagi memberat sepanjang Senin menjelang Minggu setidaknya bagiku, bagimu mungkin masih begitu   langkah-langkah kita tidak lagi memanjang; sepanjang Lembang sepanjang Maribaya setidaknya bagiku, bagimu mungkin masih begitu Kau mungkin masih menjadi ternak yang lepas dan tak lagi... Continue Reading →

Ode Untuk Calancang

Hari-hari pernah terlampau berat; sepanjang Senin menjelang Minggu langkah demi langkah pernah memanjang; sepanjang Lembang sepanjang Maribaya. Nyatanya hari-hari kemarin terlampau lebih berat, teman. yang pepohonan kian lebat, yang gemuruh kian hebat, hujan 'pun melebat. Kita berdua meluat.   Katanya, kalau kemarin aku berangkat pergi aku bisa lari lagi nanti O, perjalanan 'kan terus memanjang... Continue Reading →

Create a website or blog at WordPress.com

Up ↑